Mencari Ruang untuk Menyeimbangkan Fisik, Pikiran, dan Ambisi kala Merantau
8 mins read

Mencari Ruang untuk Menyeimbangkan Fisik, Pikiran, dan Ambisi kala Merantau

Sebelum matahari terbit, alarm ponsel sudah memanggil saya untuk segera membuka mata. Sejak memulai masa koas pada April lalu, keseharian saya kini dipenuhi dengan tuntutan untuk bangun di antara jam 3:30 hingga 5 pagi, menindaklanjuti pasien, mengejar tenggat tugas, dan terkadang lembur sampai larut malam.

Orang menilai mereka yang bekerja di dalam scrub adalah orang-orang dengan tujuan dan makna hidup yang mulia. Hal itu benar, saya juga menekuni kedokteran atas tujuan yang mendalam. Tapi ada satu sisi yang orang sering tidak lihat: rasa lelah yang luar biasa, tuntutan dan tanggung jawab pekerjaan yang tinggi, serta usaha keras untuk bisa tetap hadir dengan kondisi fisik maupun mental yang optimal.

Bagi kalian yang sedang atau akan menekuni pendidikan kedokteran, saya ingin membagikan sejumlah ekspektasi realistis soal kehidupan koas dan perjalanan saya dalam menyadari bahwa agar dapat merawat orang lain,

kita juga harus bisa merawat diri sendiri dengan sama baiknya.

Perbedaan dari belajar di ruang kelas dan kamar pasien

Sewaktu masih berkuliah di kampus, saya merasa bahwa mahasiswa kedokteran mungkin adalah pelajar yang paling lelah di dunia. Namun ketika dibandingkan dengan koas, ternyata Saya meremehkan kehidupan universitas saya. Bagian belajar-nya memang tetap melelahkan, tetapi saya masih bisa melakukan hobi secara jauh lebih leluasa, menikmati akhir pekan sepenuhnya, dan kekhawatiran saya berkutat di kuis dan ujian yang akan saya hadapi.

Koas sudah menjadi dunia yang berbeda. Saya kini harus hadir ke rumah sakit, menerapkan apa yang sudah saya pelajari selama beberapa tahun ke pasien-pasien nyata. Tidak hanya itu, jadwal juga sudah tidak lagi pakem seperti saat di kampus. Terkadang hari saya sudah rampung sebelum jam makan siang, terkadang bisa terus berlangsung sampai jam 10 malam. Di luar jadwal jaga, masih ada juga tugas dan materi bacaan yang harus saya kerjakan.

Potret saat melaksanakan keseharian koas

Selain tuntutan secara fisik, hal yang menjadi tantangan paling besar selama masa koas ini adalah merasa kesepian Hal ini cukup aneh untuk saya akui, karena waktu saya senantiasa dikelilingi pasien, dokter, dan rekan sejawat. Meskipun saya memiliki sistem pendukung, mengeluh rasanya tidak pantas ketika teman-teman saya juga tengah melalui hal yang sama. Jadi, saya lebih sering menyimpan perasaan ini sendiri.

Tapi, ini semua sepadan. Selama di perguruan tinggi, proses belajar saya lebih terpaku pada buku, makalah, dan jurnal. Kini saya bisa melihat penerapan ilmu tersebut di dunia nyata, dan melihat bagaimana apa yang saya pelajari bisa benar-benar membantu seorang pasien. Saya juga menyadari bahwa ilmu kedokteran itu tidak selamanya sama persis dengan buku teks yang saya baca. Ada beberapa kasus yang kita harus bisa berpikir lebih kreatif dan adaptif, sesuai dengan kondisi pasien yang beragam. Ternyata, masih banyak sekali hal yang bisa saya pelajari.

3 Fokus utama di kelangsungan hidup koas: Tubuh, Emosi, dan Sosial

Ibarat 5W1H, saya sudah menemukan 5W dalam perjalanan koas saya: apa yang harus saya lakukan (Apa), siapa yang harus saya tangani (WHO), Di mana saya harus koas (Di mana), dan mengapa saya harus koas (Mengapa). Sekarang saya hanya perlu mencari H terakhir: bagaimana saya bisa bertahan hidup selama masa koas (Bagaimana).

langkah pertama adalah memastikan tubuh saya bisa bertahan dengan jadwal yang padat ini. Hal paling mudah untuk saya lakukan adalah untuk pindah tempat tinggal secara sementara. Tidak mungkin rasanya bisa bertahan jika harus menjadi seorang komuter. Saya akhirnya memutuskan untuk pindah ke Teluk Hillcrest yang berlokasi dekat dengan tempat saya koas. Ternyata, keputusan ini tidak hanya memberikan akses yang jauh lebih minim energi, namun juga menjadi ruang saya mengistirahatkan mental.

Sekarang ke langkah keduamemastikan mental saya tetap prima. Tinggal sendiri memberikan saya lebih banyak waktu dan kontrol dengan diri sendiri, hal yang vital di tengah rutinitas bertabur stress dan tekanan yang berada di luar kendali kita. Saya merasa kalau bersih-bersih kamar memberikan rasa kontrol yang baik pada diri sendiri, seperti bisa ‘membereskan’ satu bagian dari hidup saya ketika semuanya lagi cukup semrawut. Selain itu, saya juga menghias meja kamar dengan pernak pernik K-pop favorit, menjadikannya sebuah sudut yang benar-benar sepenuhnya tentang diri sendiri dan tidak ada kaitannya dengan kedokteran.

Sudut meja belajar yang saya hias ala K-pop

Tangga ketigakeperluan sosial saya. Kehidupan sosial saya tentunya menjadi luar biasa terbatas. Cara saya menanggulangi ini adalah dengan berpindah lokasi belajar di tempat saya tinggal. Kebetulan Cove Hillcrest memang merupakan akomodasi yang berfokus pada pelajar, jadi ada banyak ruang-ruang komunal yang bisa digunakan sebagai ruang belajar. Dengan berpindah-pindah tempat belajar, saya tidak merasa terisolasi di kamar dan masih bisa merasakan kehadiran orang lain yang berlalu lalang di hunian ini.

Tapi saya tetap butuh koneksi dengan orang lain. Jadi, saya menjadikan hunian berkonsep co-living seperti Cove ini sebagai ‘pangkalan’ untuk teman-teman saya. Banyaknya ruang komunal yang tersedia menjadikan Cove Hillcrest tempat yang nyaman untuk belajar bersama, maupun bercanda sambil menyendok mie goreng yang kami masak untuk melepas penat setelah hari yang panjang. Mereka juga sering kali menginap ketika hari berakhir larut, mengingat dekatnya hunian ini ke lokasi kami koas.

Salah satu kegiatan utama selama periode ini: belajar bersama

Tidak hanya teman-teman, saya juga berusaha sebisa mungkin untuk tetap terhubung dengan keluarga saya. Paling tidak dalam satu minggu saya pasti bertemu dengan keluarga. Jika memungkinkan, saya akan pulang ke rumah, dan ketika saya sibuk mereka yang akan berkunjung ke Cove Hillcrest.

Dengan begitu, lengkap sudah 5W1H dalam menghadapi koas versi saya.

Pesan kecil untuk sesama mahasiswa (dan diri sendiri)

Jika kamu sedang melalui masa pendidikan yang cukup menantang, contohnya seperti koas yang tengah saya jalani, ada satu hal yang bisa saya sampaikan: terkadang segalanya mengerikan. Kita tidak bisa menghindari rasa lelah, kesalahan, dan rasa ragu tentang jalan karir yang kita jalani.

Saya sendiri pernah menghadapi pengalaman yang bisa dikategorikan sebagai ‘kesalahan’. Waktu itu ada jarak waktu cukup jauh di antara dua kunjungan pasien yang harus saya lakukan, dan saya memutuskan untuk kembali ke kamar untuk beristirahat sebentar. Ternyata saya terlalu meng-meremehkan rasa lelah saya, terutama karena malam sebelumnya saya kedapatan jadwal jaga hingga larut malam, dan terjadilah ketiduran. Saya baru bangun ketika ditelpon teman dengan jadwal yang sama, dan pada saat itu rasanya semuanya seperti hancur berantakan. Saya datang telat, kelewatan sejumlah kunjungan.

Hal itu terjadi, tapi hidup saya ternyata tidak stuck di momen tersebut. Saya ambil pembelajarannya, dan tetap bisa meneruskan koas layaknya hari-hari lainnya sampai saat ini.

Jadi menurut saya, terus jalani dan jangan berhenti. Seburuk-buruknya hari kita, pasti bisa kita lalui. Kadang pikiran kita melihat hidup dengan sangat pesimis, padahal nyatanya ketika kita jalani, ya, bisa bisa saja kok.

Lalu, belum menemukan jawaban soal perjalanan pendidikan kita bukanlah sebuah kegagalan. Saya sering ditanya, “Naya mau jadi dokter apa?”. Sampai detik ini juga, saya belum punya jawabannya. Tujuan saya sekarang adalah untuk bisa lulus koas tepat waktu dan lebih berani untuk mencoba hal baru, seperti riset atau magang. Namanya siswa, kita masih dalam proses belajar. Selama kita belajar dengan sepenuh hati, pada akhirnya kita akan menemukan jawabannya.

Percaya bahwa semua kerja keras akan membuahkan hasil yang terbaik.


Ditulis oleh Kanaya Bianca
Dokter Muda
Penyewa Teluk


News
Berita
News Flash
Blog
Technology
Sports
Sport
Football
Tips
Finance
Berita Terkini
Berita Terbaru
Berita Kekinian
News
Berita Terkini
Olahraga
Pasang Internet Myrepublic
Jasa Import China
Jasa Import Door to Door

Situs berita olahraga khusus sepak bola adalah platform digital yang fokus menyajikan informasi, berita, dan analisis terkait dunia sepak bola. Sering menyajikan liputan mendalam tentang liga-liga utama dunia seperti Liga Inggris, La Liga, Serie A, Bundesliga, dan kompetisi internasional seperti Liga Champions serta Piala Dunia. Anda juga bisa menemukan opini ahli, highlight video, hingga berita terkini mengenai perkembangan dalam sepak bola.